Desa Plukaran dihuni oleh 2.926 orang yang terdiri dari 1.442 laki-laki dan 1.484 perempuan dengan total 816 Kepala Keluarga Mayoritas masyarakat Desa Plukaran berprofesi sebagai petani mengingat potensi wilayah desa yang sangat baik untuk dijadikan lahan pertanian. Berdasarkan data dari profil Desa Plukaran tercatat terdapat 849 penduduk memiliki lahan pertanian dan 102 penduduk memiliki lahan perkebunan. Hasil pertanian warga biasanya dipasarkan di daerah pati dan sekitarnya. Selain menjual langsung kepada konsumen, beberapa warga juga mendirikan UKM-UKM yang mengolah hasil pertanian menjadi produk makanan jadi. Selain petani, banyak juga yang berprofesi sebagai peternak. Tercatat sebanyak 400 orang peternak sapi, 816 orang peternak ayam kampong, 183 orang peternak bebek, dan 55 orang peternak kelinci. Profesi lain yang tergolong minoritas secara rinci: Pegawai Negeri Sipil (9 orang), pengraji industri rumah tangga (18 orang), pedagang keliling (15 orang), pembantu rumah tangga (31 orang), POLRI (2 orang), pensiunan PNS/TNI/POLRI (3 orang), pengusaha kecil dan menengah (9 orang), dosen dan karyawan swasta (15 orang).
Kondisi
ekonomi masyarakat jika dilihat dari fisik bangunan tempat mereka tinggal
tergolong baik. Menurut kepala desa Plukaran, hampir tidak ada rumah warga yang
masih menggunakan dinding bambu. Pihak desa telah mengupayakan bantuan dana
dari pemerintah guna merenovasi rumah warga yang kurang layak.
Di Desa
Plukaran telah terdapat beberapa lembaga pendidikan baik formal dan formal
keagamaan yakni dua Play Group, satu TK, dua SD/sederajat, tiga Sekolah Islam,
dan dua Sekolah Ibtidaiyah. SDN Plukaran 01 pernah
menduduki peringkat tiga tingkat Kabupaten Pati pada tahun 2013. Namun, jumlah
siswa SDN Plukaran 01 tergolong sedikit yakni hanya 81 siswa dari keseluruhan
kelas di tahun ajaran 2014/2015. Hal ini dikarenakan ada dua lembaga pendidikan
dasar yakni SD Plukaran 01 sendiri dan Madrasah Ibtidaiyah (MI). Saat ini
banyak warga yang lebih memilih untuk
menyekolahkan anak-anak mereka di MI, salah satu faktor pendukungnya
adalah adanya kendaraan antar-jemput untuk siswa MI. Fasilitas ini tentunya
sangat mendongkrak minat warga, selain karena pada dasarnya mereka tergolong
religius (sebagian besar Muslim). Dengan adanya kendaraan antar-jemput, siswa
dapat mencapai MI dengan lebih mudah.
Setelah lulus dari SD dan MI, banyak yang melanjutkan hingga SMP dan SMA dan
tidak sedikit yang melanjutkan hingga perguruan tinggi. Selain pendidikan formal, banyak lulusan SD
dan MI yang melanjutkan pendidikan ke pesantren.
Masyarakat desa Plukaran begitu ramah dengan setiap orang
seperti halnya ramahnya mereka dalam menerima mahasiswa KKN yang datang ke
desanya. Hubungan kepala desa dan warganya juga terjalin dengan baik.
0 komentar:
Posting Komentar