Adanya
kekayaan potensi wilayah juga didukung dengan program-program yang mampu
mengoptimalkan potensi tersebut. Salah satu program yang telah berjalan yaitu
Kelompok Wanita Tani (KWT).
Pada
mulanya, KWT dibentuk dengan tujuan untuk mengoptimalkan pekarangan,
pembenihan, dan penyemaian. Kegiatan yang dilakukan untuk mewujudkan tujuan ini
adalah pertemuan rutin setiap hari Jumat Pon yang biasanya diisi dengan
penyuluhan atau sosialisasi tentang cara penanaman yang baik, cara
pemberantasan hama, hingga diskusi mengenai kendala yang dihadapi.
Seiring
berjalannya waktu, warga mulai berinisiatif untuk mengolah hasil pertanian yang
ada menjadi makanan ringan sehingga menjadi sebuah usaha yang profitable. Meskipun didirikan oleh
salah satu anggota KWT, usaha pengolahan makanan ringan ini juga melibatkan
anggota KWT yang lain dalam proses produksinya. Namun demikian, mereka tidak
bekerja dalam sebuah keterikatan kontrak kerja
resmi sehingga setiap warga yang berkesempatan membantu diperkenankan
untuk membantu namun tidak ada tuntutan untuk menjadi pegawai tetap. Dari
seluruh keuntungan yang didapat, 60% digunakan untuk membayar pekerja sedangkan
40% disisihkan untuk kas KWT. Beberapa UKM yang dikelola oleh anggota KWT
adalah usaha ceriping singkong, hantaran kue, dan makanan ringan lainnya.
The potentials of this village are also
supported with some programs that can optimize them. One of which is Farmerette
Association (Kelompok Wanita Tani (KWT)).
Initially, the goal of this association is
optimizing land, germination, and raising seddlings. The activity involved is
weekly meeting on every Pon (Javanese day) Fridays for a socialization about
good planting, wiping out pests, and discussion about the difficulties recently
faced.
Later and later, people start to improve
their program by having a profitable business from their harvests. They make
foods from the harvest and sell them. This kind of job is usually initiated by
one member while other members only involved in production process without
official contract of working. So that can help freely and don’t bind by
particular rule and every person has chance to involve. From the profit gained,
they use 60% for salary and 40% for the association.
0 komentar:
Posting Komentar